Cara Membina Keluarga Bahagia

 Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pengasuh layanan Konsultasi Agama Islam Ponpe Cara Membina Keluarga Bahagia
TALAK BERAPA YANG TELAH TERJADI?

Assalamua'laikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahiim....

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pengasuh layanan Konsultasi Agama Islam Ponpes Al-Khoirot, Malang, jadinya saya sanggup menemukan kawasan untuk mencari balasan atas ketidakpahaman dan kebingungan saya dalam menghadapi persoalan rumah tangga saya dan biar melalui layanan ini sanggup membuka dan memperlihatkan balasan dan jalan yang terang bagi masa depan rumah tangga saya.

TOPIK KONSULTASI ISLAM
  1. TALAK BERAPA YANG TELAH TERJADI?
  2. CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM

Saya dan suami mempunyai tabiat yg keras. Akhir2 ini kami seringkali bertengkar mulai dr hal kecil, kesalahan2 dia yg selalu diulang, saling mengejek, meremehkan satu sama lain, tidak menghargai, tidak mau disalahkan, merasa benar terus, dll. Selain itu masih banyak pemicu lainnya yang tidak sanggup saya uraikan dalam email ini sebab mungkin akan terlalu bertele-tele.

Puncaknya sekitar pertengahan Desember tahun lalu, kami bertengkar cukup jago dikarenakan saya tidak bs terima dengan perilaku suami saya yang tidak mau dikritik dan krn kritikan saya itu, dia berani membentak2 saya di depan orang bau tanah (ibu) saya dgn bahasa yang berdasarkan saya kurang pantas (ala suroboyoan).

Ibu saya (dikesempatan yg berbeda) menyampaikan pada saya bahwa perasaannya ikut sakit melihat anaknya dibentak2 menyerupai itu dan saya tau sekali bahwa ibu saya menangis duka sebab harus menyaksikan/mendengar pertengkaran kami.
Saya hanya sanggup meminta maaf pada dia dan berkali2 ibu saya mengatakan, benar2 tidak menyangka kalau suami saya sanggup menyerupai itu.. "mama yang melahirkan kau aja gak pernah murka dan bentak2 menyerupai itu.... mama benar2 gak rela kau dperlakukan menyerupai itu...kamu itu sudah bantu banyak buat keluarga....tp diperlakukan menyerupai keset"

Saya dan suami terus melanjutkan pertengkaran (tidak di depan ibu saya lagi) dan hingga akhirnya, keluar perkataan saya yang secara persisnya, saya sudah tidak ingat lagi tp pada dasarnya saya menyampaikan "buyar aja...buyar aja kita".....kemudian suami saya mengiyakan "yo wes...buyar...kamu proses aja kan kau yang minta". Saya beranggapan telah jatuh Talak 1 buat saya dikala itu.

Dan seingat saya sehabis sekian usang saling berdiam2an...tdk lebih dari sebulan (mungkin)... tanpa ada seruan maaf atau basa-basi utk berbaikan...suami mengajak saya utk berhubungan, tetapi saya tolak....dia tidak menyadari perbuatannya yg sudah menyakitkan buat saya dan perkataannya sendiri yang sudah mengiyakan utk kita saling berpisah.. Seingat saya, dikala itu dia murka lagi dan berucap...."sak karepmu wes...pisah ya pisah" Saat itu saya merasa bahwa sudah jatuh Talak 2 untuk saya, sebab suami sudah menyatakan harapan berpisah sebanyak 2x walaupun dengan kiasan.

Selang beberapa usang kemudian, dia jadinya meminta maaf sambil meminta saya membaca artikel ttg TALAK dan berdasarkan dia, kita masih sanggup rujuk walaupun berbaikan berdua saja tanpa ada saksi. Karena pengetahuan agama saya kurang, saya membenarkan hal tsb dan kita setuju untuk rujuk.

Tapi sekitar pertengahan Mei lalu, kembali lg kami bertengkar.....dan kurang jelas saya mendengat perkataan suami yang murka "percuma rujuk-rujuk"....sambil berjalan pergi.... Kalimat itu saya artikan bahwa suami mengucapkan Talak 3 untuk saya.... sebab dengan perkataan itu, artinya dia menghendaki perpisahan yg juga memakai bahasa yang tidak langsung/kiasan.
Saya benar2 merasa sakit hati dan benar2 bingung.. .saya tidak berani membicarakan hal ini kpd siapapun. Saya hanya terus berdoa dan meminta petunjuk Allah SWT, apakah benar ini artinya saya sudah diceraikan suami saya?

Dan dikala saya melaksanakan sholat Dzhuhur pada hari Jum'at 2minggu lalu, menyerupai ada bisikan atau (saya tidak sanggup menemukan kata2 yg tepat) terngiang2 terus dlm benak dan hati saya, bahwa itu tandanya saya benar sudah diceraikan
sebab suami sudah menyesal dengan rujuk yang pernah dilakukan...

Saya menangis terus-menerus dalam sholat saya...dlm hati kecil, saya hanya pasrah kalau ini memang benar petunjuk Allah SWT berarti saya harus mendapatkan keadaan ini, walau teramat sangat berat rasanya...

Sejak kejadian itu...saya terus berdiam diri namun juga terus berharap bahwa suami saya akan meminta maaf kembali dan meratapi perbuatannya Akan tetapi, rupanya dia tidak menyadari perkataannya dikala itu.... kembali lagi sehabis sekian usang sehabis kita berdiam2an dan bicara hanya seperlunya saja.... suami mengajak saya utk berhubungan. .saya tolak dia (karena saya mempercayai petunjuk yg saya terima dikala sholat dzhuhur waktu itu)

waktu itu saya katakan bahwa "kamu itu sudah menceraikan saya..." dia berkata "kamu ngomong apa sih?....sempel (gila)..." dan saya ulangi perkataan yang pernah dia lontarkan waktu itu untuk mengingatkan dia, "waktu itu kau bilang....percuma rujuk2....itu artinya apa, klo gak sama aja kau pengen pisah dari aku.....kamu itu sudah menceraikan aku"

Tapi rupanya, dia tidak merasa bahwa dia mengucapkan kata2 itu..... "kapan saya ngomong gitu" .....

Saya hanya sanggup menangis dan histeris...saat itu saya mengatakan... "kamu sama aja sudah menceraikan aku...kamu sudah bebas sekarang....secara agama kita udah berpisah, tp kau gak usah ceraikan saya secara formal...aku gak mau anak2 duka sebab gak punya keluarga yang utuh....kita sandiwara aja tetap menyerupai suami istri.... gak usah ada orang tau...saya izinkan kau kalau mau menikah lagi"

trus dia berkata "terserah koen ... sak karepmu" dan berjalan kebelakang meninggalkan saya setiap ada pertengkaran, selalu saja tidak eksklusif sanggup kita selesaikan dikala itu juga, termasuk pertengkaran sore itu....

Sebenarnya, setiap hari saya terus menunggu bahwa suami akan tiba dan menyatakan penyesalannya, sebab sesungguhnya saya mencicipi sakit dan tidak besar lengan berkuasa dengan keadaan ini. Tapi saat2 itu tidak juga kunjung datang.....

Sampai akhirnya, saya tulis surat dan mengeluarkan semua unek2 dan perasaan saya... Tapi suami tetap tidak bergeming....

Ketika saya mempertanyakan reaksinya atas surat tsb....suami saya malah mencibir "bisikan apa sih yg kau maksud itu?....bisikan jin?...katanya kau gak sanggup tau isi hatinya orang koq kini malah percaya sama bisikan2.. aneh kau itu. saya lho bener2 gak merasa ngomong itu ke kamu....gak pernah saya ngomong...cerai..cerai...cerai saya anggap ini ya persoalan kecil....gak perlu dibesar2kan....gak usah disebul asap supaya gak jadi api"...inti perkataannya menyerupai itu

Ya Allah....apa yang harus saya perbuat dikala ini. Saya ingin menarik perkataan saya perihal perceraian...tentang bersandiwara tetap menyerupai suami istri....dan benar2 tidak ingin mempercayai yang ada dalam hati saya....

Pengasuh yang terhormat, apakah semua yang ada dalam pikiran dan hati saya ini benar? Benarkan sudah jatuh Talak 1, Talak 2 dan Talak 3 untuk saya? Saat ini, posisi saya sudah bercerai secara agama? Atau justru suami saya yang sesungguhnya benar, bahwa dia belum menceraikan saya? Apa yang harus saya lakukan untuk melanjutkan kehidupan rumah tangga saya ini?

Saya terlalu sakit dan kalut sehingga emosi saya tidak sanggup saya kendalikan dan jadinya sering mengeluarkan kata-kata yang saya sesali kemudian. Sebenarnya saya benar2 berharap adanya perdamaian di antara kita....terutama permohonan maaf dari suami saya dan saya ingin dia benar2 menyadari kesalahannya.

Selama ini sy dianggap sebagai istri dan ibu yang tidak baik, dia selalu menyampaikan itu, padahal dia sendiri masih belum sanggup menjadi suami dan kepala rumah tangga yang baik pula.

Saya bekerja dan ikut menafkahi keluarga. Tapi suami saya tampaknya tidak menyadari itu. Sampai dikala ini, hampir 10 tahun usia ijab kabul kita & sudah dikaruniai 2 orang putri, saya belum pernah mendapatkan secara rutin uang untuk memenuhi kebutuhan sehari2 ataupun kebutuhan sandang....untuk kebutuhan papan/KPR gres sanggup dibayarkan eksklusif dari suami saya 2-3 thn belakangan ini. Saya merasa sanggup memakai uang penghasilan saya utk pengeluran2 rumah tangga tsb, saya pun bersama-sama tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi ada kalanya (seringkali bahkan) dia meminta uang kepada saya untuk keperluan2nya yang lain atau uang untuk membayar cicilan rumah sebab uang nya sudah dipakai yang saya tidak tau terang pengeluaran2nya dipakai kemana, berapa dan untuk apa... Hal2 inilah yang terkadang memicu pertengkaran di antara kami dan masih ada pemicu lainnya yang tidak sanggup saya sebutkan semua.

Tolong beri klarifikasi kepada saya.
1. Bagaimana bersama-sama dalam agama Islam keadaan ijab kabul kami? Jika masih ada solusi yang sanggup kami lakukan, langkah yang menyerupai apa dan bagaimana cara memperbaikinya?
2. Bagaimana menyadarkan suami dari kekhilafannya ataupun bagaimana cara saya untuk memperbaiki diri?

Mohon segera di respon email saya. Saya tidak sanggup berkonsentrasi dlm pekerjaan dan juga resah setiap hari akan keadaan keluarga saya ini. Wassalamualaikum Wr. Wb


JAWABAN

1. Hal pertama yang ingin kami tanggapi ialah tiga perkataan suami dikala bertengkar dengan anda dan apakah itu berakibat perceraian secara agama:

(a) Perkataan suami pertama pada istri "yo wes...buyar, kau proses aja kan kau yang minta" -> perkataan ini termasuk dalam kategori talak kinayah (cerai implisit / tidak langsung). Hukum talak kinayah ialah ia jatuh talak apabila dikala menyampaikan itu disertai niat oleh suami. Oleh sebab itu, silahkan tanya pada suami, apakah ia berniat menceraikan anda dikala mengeluarkan pernyataan tersebut. Kalau tidak ada niat, maka talak tidak terjadi.

(b) Perkataan kedua dari suami "sak karepmu wes...pisah ya pisah" -> Perkataan ini masuk kategori talak sharih (cerai eksplisit / langsung). Hukum talaknya sah dan terjadi. Dan betul kata suami anda, bahwa untuk rujuk tidak perlu ada saksi, cukup suami menyampaikan "Aku rujuk" maka sah-lah rujuknya.

(c) Perkataan ketiga dari suami "percuma rujuk-rujuk" -> kalimat dari suami ini sama sekali tidak ada arah atau indikasi ke perceraian. Sehingga talak tidak terjadi.

Kesimpulannya adalah: bahwa suami anda gres menceraikan anda hanya talak 1 (satu) yang pasti. Yakni pada perkataan kedua (poin 'b'). Sedangkan pada perkataan suami yang pertama, belum tentu terjadi talak kalau tidak ada niat dari suami. Kalaupun disertai niat, gres baru terjadi talak 2 (dua) antara anda berdua.

Dengan demikian, maka anda dan suami masih sah statusnya sebagai suami istri seandainya pun talak kinayah-nya disertai dengan niat. Apalagi kalau ternyata tidak ada niat talak dari suami pada kasus pertama. Lebih detail baca: Talak dalam Islam (Panduan Lengkap).

Baca juga:

- Hukum Talak yang Diucapkan Saat Sedang Sangat Marah
- Suami Sering Mengucapkan Kata Cerai
- Cara Suami Rujuk ke Istri yang Talak Raj'i

2. Untuk memperbaiki kehidupan rumah tangga atau keluarga yang sedang dilanda konflik, yang diharapkan ialah kesadaran kedua belah pihak dengan saling menyadari posisi masing-masing dan konsisten untuk berusaha saling menyerah dan tidak memperbesar masalah. Ada baiknya hal ini dimulai dari pihak istri terlebih dahulu dengan bersikap "memberi" bukan "meminta".

Yang dimaksud memberi di sini adalah: (a) selalu berusaha meminta maaf setiap melaksanakan kesalahan sekecil apapun pada suami dan tidak terlalu menuntut maaf dari suami yang melaksanakan kesalahan; (b) selalu berusaha menghargai dan mensyukuri hal baik yang dilakukan suami untuk keluarga sekecil apapun itu, serta hindari menyampaikan hal buruk; (c) berusaha membisu dikala suami memarahi istri, atau tinggalkan suami apabila tidak tahan untuk melawan ucapannya.

InsyaAllah kalau istri sudah "memberi" hal-hal baik pada suami, maka suami akan juga ikut memperlihatkan egonya pada istri dengan cara yang sama.

Untuk panduan lebih detail untuk meraih kedamaian rumah tangga, lihat kumpulan artikel di link berikut:
Silahkan pilih artikel yang paling anda butuhkan dikala ini terlebih dahulu.

- Merajut Keluarga Bahagia
- Mencapai Keluarga Sakinah

Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: