Saat ini, detik ini, dikala artikel ini diterbitkan, dikala artikel ini dibaca, mungkin ada yang sedang merasakana kegalauan. Kegalauan hati wacana menikah. Berbagai sumber kegalauan bisa terjadi, mungkin ada yang bingung menikah alasannya melihat usia yang semakin usang semakin tidak muda lagi, ada juga yang bingung menikah alasannya sudah ditanya terus oleh orang tua, teman atau tetangga kapan akan menikah. Atau bisa jadi bingung menikah alasannya merasa diri belum mempunyai uang untuk menikah.
Berkaitan dengan orang bau tanah silahkan simak juga adab terhadap orang tua
Kesemuaan kegalauan menyerupai itu ialah umum dirasakan oleh umat insan yang sudah baligh / sudah dewasa.
Maka beranjak dari kegalauan tersebut seseorang bisa memutusan untuk menikah, namun tahukah kita bahwa dalam menikah itu ada tujuan yang jauh lebih mulia daripada imbas kegalauan tersebut?
Bagi yang sudah ingin menikah silahkan cek terlebih dahulu tolong-menolong apa tujuan kau menikah?
Bagi yang sudah menikah silahkan cek kembali apa tujuan kau menikah, sehingga hidup rumah tangga bisa terarah dan tidak sia-sia.
Manikah bukanlah perbuatan coba - coba. Manikah ialah suatu keputusan hidup yang terus akan dijalani selama sisa hidup ini. Tidak bisa diputar balik atau distel ulang kehidupan ini. Apa yang sudah terjadi tidak bisa rubah dan dikembalikan lagi.
Untuk itulah menikah haruslah menurut tujuan yang mulia supaya kehidupan rumah tangga bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.
Silahkan disimak, berikut ialah tujuan mulia dari suatu pernikahan.
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Kaprikornus tujuan yang pertama haruslah alasannya malaksanakan perintah Alloh. Supaya apa - apa yang akan dilakukan dan apa yang harus dilakukan berpegang teguh kepada apa yang telah Alloh perintahkan.
Berkaitan dengan imbas media jahat silahakn simak juga artikel berikut ini Pengarus negatif media pada tumbuh kembang anak
Dalam hal komitmen nikah ini Rosulluoh SAW bersabda :
“Barangsiapa yang bisa menikah, akan tetapi tidak menikah, maka beliau bukanlah termasuk golonganku.” (HR Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Nah jadi jikalau ingin menjadi golongan Rosululloh maka bagi yang sudah bisa untuk menikah, maka menikahlah.
“Menikahlah kau dengan beranak turun, sungguh saya gembira dengan banyaknya kau sebagai umatku di hari tamat zaman nanti.” (HR Al-Baihaqi)
“Pernikahan itu akan sanggup lebih memelihara pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum bisa menikah, maka hendaklah beliau berpuasa alasannya sesungguhnya berpuasa itu sanggup jadi tameng mengalahkan hawa nafsu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
“Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah Dia membuat untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kau cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS Ar-Rûm, 30:21)
Demikian tujuan mulia suatu pernikahan. Jika diatas tadi salah satu tujuannya ingin menikah alasannya ingin menghilangkan kegalauan, itu memang betul alasannya salah satu pesan tersirat menikah ialah menetramkan.
Hanya saja jadikanlah Alloh dan Rosulnya lebih lebih dulu sebagai alasan untuk menikah, supaya kehidupan dalam berumah tangga selalu dalam bimbingan Alloh dan rosulya dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah. Ingsa Alloh.
Bagi yang sudah lingkaran dan sudah bisa untuk menikah, segerakanlah alasannya Alloh.
Bagi yang sudah menikah Selamat, jangan lupa terus penilaian tujuan menikah alasannya Alloh dan Rosullnya. Jangan hingga salah tujuan alasannya bisa berakibat patal pada kehidupan kita.
Sekian biar bermanfaat.
Berkaitan dengan orang bau tanah silahkan simak juga adab terhadap orang tua
Kesemuaan kegalauan menyerupai itu ialah umum dirasakan oleh umat insan yang sudah baligh / sudah dewasa.
Maka beranjak dari kegalauan tersebut seseorang bisa memutusan untuk menikah, namun tahukah kita bahwa dalam menikah itu ada tujuan yang jauh lebih mulia daripada imbas kegalauan tersebut?
Bagi yang sudah ingin menikah silahkan cek terlebih dahulu tolong-menolong apa tujuan kau menikah?
Bagi yang sudah menikah silahkan cek kembali apa tujuan kau menikah, sehingga hidup rumah tangga bisa terarah dan tidak sia-sia.
Manikah bukanlah perbuatan coba - coba. Manikah ialah suatu keputusan hidup yang terus akan dijalani selama sisa hidup ini. Tidak bisa diputar balik atau distel ulang kehidupan ini. Apa yang sudah terjadi tidak bisa rubah dan dikembalikan lagi.
Untuk itulah menikah haruslah menurut tujuan yang mulia supaya kehidupan rumah tangga bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.
Silahkan disimak, berikut ialah tujuan mulia dari suatu pernikahan.
Tujuan Mulia Suatu Pernikahan
1. Melaksanakan Perintah Alloh
Dalam Alquran Surat An Nur ayat 32 Alloh berfirman yang artinya :“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Kaprikornus tujuan yang pertama haruslah alasannya malaksanakan perintah Alloh. Supaya apa - apa yang akan dilakukan dan apa yang harus dilakukan berpegang teguh kepada apa yang telah Alloh perintahkan.
2. Melaksanakan Perintah Rosululloh
Sebagian perempuan mungkin merasa takut ketika mendengar kata sunah rosululloh jikalau dikaitkan dalam pernikahan. Kenapa demikian, alasannya media - media jahat mengkerdilkan arti sunah rosululloh yang berkaitan dengan pernikahan. Yaitu pada poligami dan bekerjasama suami istri. Padahal sunah rosululloh sangatlah banyak sekali. Perlu pengkajian khusus wacana sunah - sunah rosululloh begitupun wacana korelasi swami istri dan poligami.Berkaitan dengan imbas media jahat silahakn simak juga artikel berikut ini Pengarus negatif media pada tumbuh kembang anak
Dalam hal komitmen nikah ini Rosulluoh SAW bersabda :
“Barangsiapa yang bisa menikah, akan tetapi tidak menikah, maka beliau bukanlah termasuk golonganku.” (HR Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Nah jadi jikalau ingin menjadi golongan Rosululloh maka bagi yang sudah bisa untuk menikah, maka menikahlah.
3. Memelihara Keturunan
Menikah juga sebagaimana sabda nabi berikut ini :“Menikahlah kau dengan beranak turun, sungguh saya gembira dengan banyaknya kau sebagai umatku di hari tamat zaman nanti.” (HR Al-Baihaqi)
4. Menjaga Diri/Memelihara Diri
Menikah ternyata bisa menjaga diri dari nafsu sebagaimana hadist berikut ini :“Pernikahan itu akan sanggup lebih memelihara pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum bisa menikah, maka hendaklah beliau berpuasa alasannya sesungguhnya berpuasa itu sanggup jadi tameng mengalahkan hawa nafsu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
5. Menumbuhkan Ketenangan Jiwa
Sebagaimana yang sering kita baca dalam surat seruan bahwa komitmen nikah akan membawa ketenangan, memang betul bahwa komitmen nikah itu merupakan salah satu tanggapan dari duduk masalah kegalauan hati alasannya Allah Ta’ala menjanjikan hal itu sebagaimana firman Alloh berikut yang juga selalu ditulis dalam setiap seruan pernikahan.“Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah Dia membuat untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kau cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS Ar-Rûm, 30:21)
Demikian tujuan mulia suatu pernikahan. Jika diatas tadi salah satu tujuannya ingin menikah alasannya ingin menghilangkan kegalauan, itu memang betul alasannya salah satu pesan tersirat menikah ialah menetramkan.
Hanya saja jadikanlah Alloh dan Rosulnya lebih lebih dulu sebagai alasan untuk menikah, supaya kehidupan dalam berumah tangga selalu dalam bimbingan Alloh dan rosulya dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah. Ingsa Alloh.
Bagi yang sudah lingkaran dan sudah bisa untuk menikah, segerakanlah alasannya Alloh.
Bagi yang sudah menikah Selamat, jangan lupa terus penilaian tujuan menikah alasannya Alloh dan Rosullnya. Jangan hingga salah tujuan alasannya bisa berakibat patal pada kehidupan kita.
Sekian biar bermanfaat.
Buat lebih berguna, kongsi:

